Rabu, 03 Juni 2009

ROMANTIKA YUSUF


Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS.Yusuf:3)


Surat Yusuf merupakan surat yang pertama kali turun dalam satu waktu sekaligus. Surat Yusuf dan surat Hud sama-sama turun pada ‘am al-huzn (tahun duka cita) atau tahun kesepuluh kenabian tak lama setelah Abu Thalib dan Siti Khadijah ra wafat. Didalam surat Yusuf terdapat kisah yang pertama kali diceritakan secara detail dan sempurna dalam satu surat. Sungguh menakjubkan ! Jika kita memperhatikan surat-surat yang lain, kita akan menemukan penggalan-penggalan dari berbagai kisah : ada kisah Ibrahim as, ada kisah Hud, ada kisah Ismail serta kisah-kisah yang lainnya, akan tetapi untuk pertama kali surat Yusuf turun dengan sempurna dari awal sampai akhir.

Mengapa kisah Yusuf as dikatakan kisah yang terbaik ? Banyak kisah menarik dalam Al-Qur’an seperti kisah Ibrahim as, Isma’il as, Musa as dengan Fir’aun, tetapi mengapa kisah Yusuf as yang dikatakan yang terbaik ? Hal ini karena kisah Yusuf merupakan satu-satunya kisah yang menyatukan antara hikmah, pelajaran, dan nasihat yang dibutuhkan manusia untuk hidupnya di dunia dan akhirat. Tidak ada kisah lain yang serupa dengan kisah tersebut. Oleh karena itu, surat ini disebut sebagai yang memuat kisah terbaik dalam Al-Qur’an

Sungguh tidak masuk akal ! ketika mengamati surat Yusuf, anda akan menemukan bahwa berbagai peristiwa itu berlalu secara kontradiktif, bagaimana itu terjadi ? Artinya bahwa pelbagai peristiwa itu terjadi di luar perkiraan akal manusia. Bagaimana mungkin Yusuf anak yang sangat dicintai ayahnya, dapat terbuang ke dasar sumur dan kemudian menginjakkan kakinya di rumah al-Aziz? Sumur merupakan sesuatu yang sangat mengerikan, sementara rumah Al-Aziz adalah tempat yang sangat indah. Akhirnya, ia masuk penjara, ini merupakan aib, tapi apa yang kemudian terjadi? dia (Yusuf) menjadi petinggi negara di Mesir.

Surat ini mengajari kita makna tawakkal. Hal sangat penting yang ingin diajarkan surat ini kepada kita, yaitu agar kita bertawakkal kepada Allah swt. Kita menduga bahwa sumur itu adalah akhir kehidupan Yusuf as, tempat kehancuran. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa semua urusan ada di tangan Allah swt dan anda tidak mempunyai daya upaya sedikitpun. Anda hanya bisa bertawakkal kepada Sang Malik, Allah swt. Katakanlah, “Ya Robbi, aku ini hamba-Mu, tentukanlah hidupku sesuai takdir-Mu”. Inilah makna yang akan kita temukan di sepanjang kisah ini.

Tujuanku menggapai ridha-Mu Ya Robbi! Nabi Yusuf as, tokoh utama dalam kisah ini, selalu menyerahkan semua urusannya kepada Allah. Dia mencari kebenaran, sesuatu yang sangat disukai Allah swt dari hamba-Nya. Berbagai peristiwa berlalu bak gelombang ombak di lautan luas dan Yusuf tidak mempunyai andil sedikit pun di dalamnya. Ia hanya ingin menyenangkan Allah. Oleh karena itu, Allah memuliakannya sehingga ia menjadi seorang penguasa di Mesir setelah sebelumnya dijual dengan harga yang sangat murah.

Berbagai cobaan yang dihadapi Nabi Yusuf :

  1. Menjadi sasaran kedengkian saudara-saudaranya
  2. Ujian pertama adalah kebencian dan kedengkian saudara-saudara Yusuf kepadanya. Dapatkah anda bayangkan jika di usia sebelia itu, anda dibenci dan dihasud saudara-saudara anda sendiri?
  3. Berpisah dengan keluarga
  4. Pada usia dua belas tahun Yusuf harus berpisah dengan keluarganya. Ia meninggalkan orang tua dan keluarganya selama empat belas tahun, sesuatu yang sangat sulit untuk kita lalui. Kita melihat akhir kisah tersebut; Yusuf belum bertemu dengan ayahnya hingga dia sendiri yang meminta agar saudara-saudaranya membawa sang ayah ke hadapannya. Mengapa demikian? karene Yusuf sudah lupa dan tidak mengenali wajah ayahnya lagi. Bayangkan, empat belas tahun Yusuf tidak berjumpa dengan orang tua dan familinya. Ia tidak mengetahui kondisi ayahnya dan keadaannya. Betapa ia sangat menderita. Ini sulit dibayangkan.
  5. Dibuang ke sumur
  6. Coba anda pikirkan, bagaimana keadaan Yusuf, seorang anak yang pada waktu itu masih berusia dua belas tahun. Dia dibuanng kelang sumur selama tiga hari dengan ditemani kawanan ular dan kalajengking, yang mana semuanya itu dapat mematahkan tulangnya dan menyebabkan-nya mati ?
  7. Menjadi hamba sahaya
  8. Nabi Yusuf as adalah orang yang sangat mulia. Rasulullah saw bersabda “Dia adalah orang yang mulia, anak dari orang yang mulia (Nabi Ya’qub as), dan keturunan orang yang mulia (Nabi Ibrahim as),” Namun, tiba-tiba ia menjadi hamba sahaya. Betapa merana dan menderitanya dia. Siap yang sanggup menanggung ini semua?
  9. Digoda dan dirayu wanita
  10. Yusuf digoda dan dirayu wanita terhormat. Ketika itu, apakah istri al-Aziz saja yang merayu dan menggodanya? Ternyata tidak. Semua istri menteri dan pembesar istana serta dayang-dayangnya juga turut menggodanya. Dapat dibayangkan, betapa cantik dan rupawannya para istri pembesar istana (aristokrat) itu. Siapa lelaki yang sanggup menghadapi rayuan dan godaan mereka? Jika ada yang mengatakan “tidak ada lelaki seperti ini”, jawabnya ada. Dialah Yusuf as, seorang pemuda ganteng yang sedang berada dalam puncak kematangannya. Dia dirayu seorang wanita mulia nan cantik rupawan, tapi dengan mantap dia menolak dan berkata, “Sungguh, aku takut kepada Allah”.
  11. Dituduh memperkosa
  12. Dipenjara
  13. Adalah hal yang biasa jika Yusuf as hanya dipenjara. Akan tetapi, yang ia alami lebih dari itu. Selain dipenjara, ia juga dihadapkan pada tuduhan yang sama sekali tidak ada buktinya: pemerkosaan.
  14. Mendapat kekayaan dan kenikmatan yang melimpah
  15. Ketika menjadi seorang petinggi di Mesir, Yusuf as memiliki harta yang melimpah. Apa saja yang ia inginkan tercapai.
  16. Memaafkan saudara-saudaranya
  17. Renungkanlah! kalau ada orang yang mengalami peristiwa tersebut, apakah ia akan membalas atau tidak? Hati nurani anda mungkin akan mengatakan “Ya”. Semua peristiwa yang ia alami, sejak berusia dua belas tahun sampai keluar dari penjara, mengharuskannya menjadi pribadi yang kompleks, penuh dengan kesulitan. Akan tetapi, jiwa Yusuf tetap stabil, bahkan tidak sekadar itu, ia juga merupakan sebaik-baik hamba Allah swt.
  18. Mendapat cobaan beruntun
  19. Semua peristiwa tersebut merupakan suatu yang sangat langka. Allah swt menguji Yusuf as dengan berbagai cobaan yang datang silih berganti bahkan di luar akal sehat.

Secara sederhana kita bertanya, mengapa ujian yang datang silih berganti ini menimpa Yusuf as ? Mengapa sampai sekarang kita masih saja ditimpa berbagai musibah dan ujin seperti itu ?

Rasulullah saw bersabda : “Sungguh, Allah akan menguji kamu dengan berbagai cobaan, sebagaimana kamu menguji (membakar) emas dengan api. Ada orang yang keluar (dari ujian tersebut) seperti emas murni, orang itulah yang dilindungi Allah dari kejelekan; ada juga orang yang keluar seperti emas yang tidak murni, orang itu masih dipenuhi keraguan; dan terakhir ada orang yang keluar seperti emas hitam, orang itulah yang terkena fitnah (siksa)”.

Termasuk jenis emas yang manakah Anda ? murni, campuran, atau …. ?

Kisah Yusuf mengajarkan kita tentang kesabaran.

  1. Sabar terhadap musibah dan ujian
  2. Sebagaimana kesabaran Yusuf ketika dibuang kedalam sumur, ketika harus menjadi hamba sahaya.
  3. Sabar dari kemaksiatan
  4. Adakah Yusuf terpedaya oleh tipu daya yang dilancarkan istri Al-Aziz dan para petinggi istana?
  5. Sabar dalam ketaatan
  6. Dia bersabar terhadap harta yang melimpah ruah dan memaafkan saudara-saudaranya.

Sabar yang sempurna adalah ketika kita mampu meramu semua bentuk sabar diatas menjadi satu kesatuan yang utuh.

detikInet

GUESTBOOK