Selasa, 02 Juni 2009

DIKEJAR TIGA KRI KAPAL PERANG MALAYSIA KEMBALI TEROBOS PERAIRAN NKRI

Proses pengejaran KD Baung-3509 oleh kapal perang Indonesia.

Meski sudah dijaga secara ketat oleh 7 kapal perang TNI AL dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), pelanggaran wilayah kedaulatan NKRI di perairan Ambalat Kalimantan Timur kembali dilakukan oleh kapal perang Malaysia Sabtu pagi tadi (Sabtu, 30 Mei 2009).
Kapal perang Malaysia dari jenis Fast Attack Craft Malaysia KD Baung-3509, Sabtu pagi (30/5) pukul 06.00 wita, secara terang-terangan melakukan provokasi memasuki perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut pada posisi 04 00 00 Utara 118 09 00 Timur denganlah kecepatan kapal 11 knot, baringan 128 serta halu 300, tepatnya disekitar sebelah tenggara mercu suar Karang Unarang.
Titik posisi pelanggaran kapal Malaysia ini berhasil dideteksi melalui radar KRI Untung Suropati-872 yang tengah berpratoli diperairan Ambalat pada posisi 04 04 80 Utara – 118 03 10 Timur. Menyikapi hasil pendeteksian diradar adanya kapal asing memasuki wilayah NKRI, maka KRI Untung Suropati-872 yang dikomandani Mayor Laut (P) Salim memerintahkan ABK melaksanakan peran tempur bahaya kapal permukaan untuk melakukan pengejaran kapal asing. Dua KRI lain masing-masing KRI Pulau Rimau dan KRI Suluh Pari yang juga tengah berpatroli di sektor perbatasan sebelah utara perairan Ambalat bergabung melaksanakan pengejaran.
Setelah mendekati titik pengejaran dan berhasil mengidentifikasi secara visuil kapal tersebut barulah diketahui kapal tersebut adalah KD Baung-3509 yaitu kapal sejenis dengan KD Yu-3508 yang pada 24 Mei lalu juga telah melanggar kedaulatan NKRI. Kapal dari class Jerong berbobot 244 ton dengan panjang 44,9 meter serta lebar 7 meter tersebut dibangun di Jerman tahun 1976. Dari posisinya jelas diketahui kapal Malaysia ini terbukti memasuki wilayah perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut.
Mengetahui kapal perang Malaysia kembali memasuki perairan NKRI, komandan KRI Untung Suropati-872 mencoba melaksanakan kontak komunikasi radio dengan komandan KD Baung-3509, namun kapal bermeriam 57 mm dan 40 mm tersebut menutup radio dan tidak mau menjalin komunikasi. Selanjutnya KRI Untung Suropati melaksanakan intercept sampai dengan jarak 400 yard, namun komunikasi masih belum terjalin dan KD Baung-3509 sama sekali tidak mengindahkan peringatan dari KRI Untung Suropati.
Karena tidak juga terjalin komunikasi radio, maka KRI Untung Suropati mencoba memberi komunikasi isyarat sekaligus melaksanakan shadowing (membayangi secara ketat) untuk memaksa KD Baung-3509 keluar dari perairan NKRI. Selama proses shadowing keluar NKRI , KD Baung telah melakukan kegiatan harassment dengan 4 kali manuver zig-zag serta meningkatkan kecepatan kapal yang sangat membahayakan KRI Untung Suropati. Setelah selama 1,5 jam terjadi ketegangan saat membayangi kapal Malaysia tersebut, KRI Untung Suropati akhirnya berhasil menghalau dan mengusirnya sampai batas wilayah NKRI.
Tidak lama setelah KD Baung-3509 memasuki perairan Malaysia sebuah helikopter Malaysia melintas diatas kapal tersebut dalam posisi memberikan perlindungan. Mengetahui hal ini KRI Untung Suropati mengontak unsur Patroli Udara TNI AL Nomad P-834 yang berada di Tarakan, selanjutnya pesawat intai maritim tersebut terbang menuju posisi ikut membantu penghalauan kapal perang Malaysia.

detikInet

GUESTBOOK