Selasa, 02 Juni 2009

PEREMPUAN AGRESIF MENURUT EKO RATNO PRIHANTORO

"KAMU terlalu agresif sih, jadinya dia kabur." Pernah mendengar kalimat tersebut? Banyak orang mengatakan zaman sekarang perempuan tidak usah takut menjadi pihak yang lebih aktif melakukan pendekatan ke lawan jenisnya. Lalu, bagaimana bersikap aktif tanpa menjadi agresif?

David Zinczenko dalam bukunya Men, Love & Sex: The Complete User's Guide for Women menjelaskan bahwa pada dasarnya laki-laki tidak keberatan jika perempuan bersikap agresif. Namun ternyata sikap agresif ini bisa menjadi penghalang hubungan jika tidak pada situasi yang tepat. Berikut ini penjelasannya:

Fase Perkenalan
Biasanya laki-laki selalu berperan sebagai pihak yang aktif untuk mendekati seorang perempuan. Sedangkan perempuan selalu sebagai pihak yang menilai dan memutuskan. Namun menurut David, para lelaki ternyata tidak keberatan jika pihak perempuan berinisiatif untuk mengambil sikap lebih asertif pada lelaki yang disukai. Seperti memulai perkenalan, memilih topik pembicaraan, bahkan mengusulkan pertemuan berikutnya.

Perempuan yang mengambil sikap lebih aktif dianggap lebih peka dan lebih mudah memahami lelaki. Alasan lainnya adalah lelaki ternyata juga memiliki kejenuhan untuk selalu menjadi pihak yang aktif dalam melakukan pendekatan.

Fase Kencan
Diakui atau tidak, ketika Anda mulai berkencan atau "jalan bareng" dengan seorang lelaki, tanpa sadar Anda mulai memberi label-label tertentu. Entah itu label "hanya teman" , "TTM (teman tapi mesra)" atau "komitmen". Mungkin Anda tidak mengatakannya secara langsung, namun lelaki bisa membacanya dari bahasa tubuh Anda, topik pembicaraan yang Anda pilih juga kata-kata yang Anda selipkan ketika Anda berbicara kepadanya.

Banyak lelaki tidak keberatan untuk berkomitmen atau menjalani proses berkencan. Hanya saja mereka tidak menyukai label-label yang Anda berikan pada fase awal hubungan. Mereka menganggap Anda terlalu cepat berkesimpulan untuk sesuatu yang baru berjalan. Akhirnya mereka justru mundur dan tidak tertarik lagi untuk menjalin hubungan lebih jauh dengan Anda.

Fase Komitmen
Setiap hubungan yang mengarah pada komitmen dapat mengalami kebosanan jika setiap pembicaraan, aktivitas, atau kegiatan kencan Anda selalu membicarakan hal yang rutin dan mudah ditebak. Selain itu, terlalu menuntut agar pasangan berubah sesuai dengan keinginan Anda, akan membuatnya mengurungkan niat untuk menjalin komitmen lebih serius dengan Anda.

Fase Persimpangan
Beberapa hubungan berjalan dengan lancar. Anda bertemu seorang lelaki, jatuh cinta dan menikah atau sebaliknya. Namun, banyak juga pasangan yang justru tidak tahu kemana arah hubungan mereka atau ‘menggantung'. Nah, untuk kasus seperti ini, para lelaki ternyata setuju akan sikap perempuan yang ‘merongrong' mereka untuk mengambil keputusan. David setuju, pada saat-saat tertentu lelaki memang membutuhkan sebuah ‘tendangan' atau ultimatum untuk bisa berkomitmen.

detikInet

GUESTBOOK