Kamis, 18 Juni 2009

PERAN IBU DAN AYAH DALAM MENDIDIK ANAK

Ibu dan ayah adalah sepasang partner yang sejatinya tidak dapat dipisahkan peranannya dalam pendidikan anak. Keduanya harus bekerja sama untuk saling mendukung dan melengkapi. Seperti sepasang kaki, yang apabila salah satunya dipotong, maka pincanglah si pemiliknya. Seperti itulah peran ayah dan ibu dalam pendidikan anak, jika salah satunya lepas tanggung jawab, maka pincanglah pendidikan untuk si anak.

Ibu adalah pendidik pertama dan yang paling utama bagi si anak, karena ibulah yang telah mengalirkan air susunya ke dalam darah dan daging si anak. Ibulah yang telah bersimbah darah melahirkan si anak. Dan ibulah pihak yang memiliki intensitas kebersamaan dan pertemuan dengan si anak lebih besar. Sementara ayah, tugasnya sebagai seorang pencari nafkah untuk keluarga membuat sebagian besar dari mereka lebih banyak berada di luar rumah.

Ibulah yang akan menjadi media pentransfer akhlak-akhlak mulia, maka seorang ibu hendaknya menjadi teladan yang terbaik. Ibu menjadi tempat untuk berkeluh kesah utama bagi si anak, karena ibulah yang paling sering berada di dekat si anak. Untuk itu, berikanlah nasihat-nasihat penyejuk hati yang baik, tuntunlah si anak menuju jalan yang baik, berikan pemahaman yang terbaik dalam menyikapi kehidupan.

Orang terdekat kedua setelah ibu adalah ayah. Dalam hal ini, posisi ayah berada di bawah ibu, karena sebagian besar ayah harus menghabiskan waktunya di luar rumah, jauh dari sisi keluarga termasuk anaknya untuk mencari rizki bagi keluarga. Meskipun demikian, hal ini juga tidak menghilangkan kewajiban sang ayah untuk tetap berperan dalam pendidikan si anak. Ayah haruslah senantiasa memberika support kepada sang ibu untuk tetap bersemangat dalam mendidik si buah hati, mengingat tugas ibu yang sangat berat. Ayah menjadi tempat bertanya manakala ada permasalahan keluarga atau permasalahan terhadap si anak yang sekiranya tidak dapat di atasi oleh ibu. Melalui ibu, ayah bisa menyampaikan nasehat dan pesan-pesannya bagi si anak. Ayah juga menjadi tempat bertanya bagi si anak. Berikan pengertian kepada keduanya dengan penuh kesabaran, lembut, dan bijaksana.

Ibu dan ayah adalah dua buah kekuatan utama dalam biduk keluarga yang harus saling membahu untuk mengarahkan si anak menjadi manusia yang bernilai. Dan membawa keluarga menuju kehidupan yang terbaik. Banyak hal yang perlu diajarkan kepada si buah hati guna membentuknya menjadi sosok yang bernilai di masyarakat, agama, dan di hadapan Yang Maha Kuasa. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan-kegiatan mendidik si buah hati yang harus dilakukan orang tua agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan berprestasi:

1. Kenalkan kepada Tuhan

Pendidikan yang paling utama yang wajib diberikan orang tua kepada si bauh hati adalah memperkenalkan buah hati kepada Yang Maha Kuasa. Karena, dengan mengenal Tuhan inilah, maka seseorang akan mengerti akan apa tugas dan tujuan hidupnya. Tanamkan kepada si anak rasa takut dan cinta kepada Tuhan. Dengan mengenal Tuhan, akan mampu menentukan ke arah mana kehidupannya tersebut akan dibawa, dan bagaimana atau dengan cara yang seperti apa ia akan membawanya.

Ajarkan beribadah sejak dini, hingga menjadi sebuah kebiasaan yang tidak dapat ia tinggalkan lagi setelah ia dewasa kelak. Berikan pemahaman kepada si buah hati mengenai perintah dan larangan Tuhan yang harus dilakukan dan ditinggalkan. Serta sampaikan pula kepada mereka mengenai hukuman dan pahala yang di janjikan oleh Tuhan, agar menjadi motivasi untuk beribadah.

2. Menanamkan sikap disiplin dalam diri si anak.

Latihlah si anak untuk melaksanakan ibadah tepat pada waktunya. Berikan pemahaman kepada si buah hati mengenai arti pentingnya mengerjakan setiap pekerjaan tepat pada waktunya. Jangan membiasakan si anak untuk menunda-nunda pekerjaan. Ajarkan kepada mereka mengenai pentingnya menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik.

3. Menanamkan sikap tanggung jawab

Ajaklah si anak untuk bersama-sama mengurus rumah tangga. Ajarkan kepada buah hati anda untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Berikan tanggung jawab untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah tangga ringan terjadwal kepada si buah hati, selain tugas-tugas sekolahnya.

4. Memberikan dan melatih kasih sayang

Didiklah si buah hati dengan penuh kasih sayang. Anak bukanlah tawanan, maka jangan perlakukan mereka terlalu keras. Perlakuan yang terlalu keras tidak akan mendidik si anak, justru akan memberikan kesan kekerasan di mata si anak. Dan hal ini dapat saja di adopsi oleh si anak, sehingga ia menjadi sosok yang brutal. Meskipun demikian, orang tua pun jangan terlalu menunjukkan kasih sayangnya kepada si anak, karena hal tersebut dapat membentuknya menjadi sosok yang terlalu manja kelak, sulit untuk mandiri.
Tunjukkan kasih sayang itu sewajarnya saja kepada si buah hati.

Selain memberikan kasih sayang kepada si anak, orang tua juga berkewajiban untuk mengajarkan dan menanamkan rasa kasih sayang kepada si anak. Tanamkan sifat toleransi, saling memaafkan kepada sesamanya, dan saling membantu dalam kebaikan. Sehingga buah hati dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat kelak.

5. Jadilah teladan yang baik

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar sifat si anak adalah hasil adopsi dari apa yang sering mereka lihat dan dengarkan. Maka dalam hal ini, ayah dan ibulah yang memiliki peranan terbesar. Karena, ayah dan ibu adalah sepasang manusia yang paling sering bertemu dan bersama dengan si anak.

Untuk itu, hendaknya orang tua baik ayah maupun ibu haruslah senantiasa mampu menjadi teladan yang baik. Tunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada si anak. Biasakan melakukan segala sesuatau dengan baik dan benar, karena hal ini akan ditiru oleh si anak. Tunjukkan kepada si anak bagaimana etika makan yang benar, etika minum yang benar, cara berbicara kepada orang tua, dan lain-lain. Intinya, orang tua pun harus mampu mengontrol diri, sehingga dapat mengekang kebiasaan-kebiasaan buruknya agar tidak di tiru oleh si buah ahti kelak.

6. Tidak berlebihan

Hindarkan si anak dari sifat berlebih-lebihan. Berikan pemahaman kepada mereka bahwa sifat suka berlebih-lebihan itu tidak baik, karena akan menimbulkan sifat iri dan kesenjangan.

Selain itu, orang tua pun hendaknya tidak menunjukkan sikap yang berlebihan kepada si buah hati. Jangan terlalu memanjakan si anak, jangan menunjukkan kasih sayang kita dengan berlebihan. Jangalah selalu menuruti apa yang menjadi keinginan si anak. Jika anak melakuan kesalahan jangan terlalu keras dalam memarahinya. Meskipun demikian, juga jangan terlalu lemah apalagi tidak dimarahi atau di tegur sama sekali. Karena, kesalahan yang dibiarkan saja akan menyebabkan si anak berpikir bahwa apa yang telah ia lakukan itu adalah benar, bukan sebuah kesalahan. Maka, ia pun akan mengulanginya lagi dan lagi sampai akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan darinya.

7. Perhatikan pergaulan anak

Lingkungan dan sahabat adalah salah satu faktor yang turut mempengaruhi perkembangan anak. Jika anak berada di dalam lingkungan yang baik dan memiliki sahaba-sahabat yang baik, maka ia pun akan terkontaminasi menjadi manusia yang baik pula. Namun sebaliknya, jika anak berada di dalam lingkungan yang buruk dan memiliki sahabat-sahabat yang rusak budi pekertinya, maka hal itu pun akan menular kepada si buah hati, dan menjadikannya seperti itu pula.

Untuk itu, hendaknya orang tua senantiasa mengawasi semaksimal mungkin pergaulan si anak. Di mana saja dan dengan siapa saja ia biasa bergaul. Pelajari karakter teman-teman dekat si anak. Sebaiknya, orang tua pun harus membatasi pergaulan si anak. Jangan biarkan ia pergi dan pulang seenaknya sendiri. Biasakan menanyakan kepada si anak dari mana, mau kemana, dan melakukan apa.

8. Mengajarkan kebersamaan

Berikan dan ajarkan kebersamaan kepada si buah hati sejak dini. Hal ini akan menumbuhkan dan menyuburkan rasa kasih sayang antara ayah, ibu, dan anak. Hal ini juga akan menimbulkan kebiasaan untuk bekerja sama dengan baik kepada anak dalam lingkungan tertentu. Mengajarkan kebersamaan kepada buah hati dapat dilakukan dengan cara membiasakan makan bersama, mengerjakan tugas rumah tangga bersama dalam sepekan sekali, melakukan ibadah bersama-sama, dan lain-lain.

9. Menghormati orang tua

Jangan lupa untuk menanamkan sikap menghormati dan menghargai orang tua kepada si anak. Ajarkan kepada mereka adab-adab terhadap orang tua, dan tanamkan sopan-santun kepada si buah hati. Jangan sampai buah hati anda tumbuh menjadi sosok yang tidak mengerti etika terhadap orang tua.

Ibu dan ayah ibarat sepasang rekan kerja yang tengah mengembangakan sebuah perusahaan. Maju atau mundurnya, sukses atau hancurnya perusahaan tersebut bergantung kepada mereka berdua. Jika mereka dapat bekerja sama dengan baik, saling mendukung dan saling melengkapai, tidak saling menghianati dan menyalahkan, maka perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan yang besar dan sukses. Paling tidak, perusahaan tersebut akan terus bertahan hidup dengan baik. Namun sebaliknya, jika keduanya tidak mau bekerja sama dengan baik, saling menghianati dan saling menyalahkan, saling menusuk dari belakang, salingmelempar tanggung jawab, maka perusahaan tersebut tidak akan menjadi perusahaan yang besar dan sukses. Perusahaan tersebut akan hancur, atau paling tidak akan menjadi perusahaan yang tidak sehat, yang selalu berada diujung tanduk, siap jatuh dan hancur setiap saat. Untuk itu, kerja sama di antara keduanya adalah faktor utama yang wajib dipenuhi oleh sepasang partner tersebut, yaitu ibu dan ayah.

detikInet

GUESTBOOK